Materi PPKn Kelas VIII Bab 4. Kebangkitan Nasional 1908 dalam Perjuangan Kemerdekaan - Sub Bab B
BAB
4. Kebangkitan Nasional 1908 dalam Perjuangan Kemerdekaan
Sub
Bab B: Arti Penting Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
Mari Mengenal Budi Utomo
A. Kelahiran
Organisasi Budi Utomo
Pada
pembahasan kali ini kita akan mempelajari tentang pemuda. Pemuda yang tidak
sebatas kita pahami dalam rentang umur, tetapi lebih dari itu. Pemuda yang mempunyai
semangat dan dedikasi tinggi bukan sekadar untuk dirinya sendiri tetapi berkorban
untuk bangsa dan negara. Sosok pemudalah yang memberikan warna beda dalam
setiap perjalanan bangsa Indonesia. Pemuda sebagai roh perjuangan rakyat, pemduda
sebagai pemikir kritis bagi segala problematika yang terjadi di negara, dan pemuda
menjadi solusi bagi permasalahan yang ada.
Menukil penejalasan dari Kurniadi (1987) bahwa pemuda merupakan aset nasional yang memiliki potensi untuk membangun bangsa melalui Pendidikan. Salah satu dari sekian pemuda adalah golongan terpelajar. Golongan terpelajar jika kita lihat pada rentang sejarah Indonesia dapat dipahami sebagai pemuda-pemuda terdidik atau pemuda-pemuda yang telah mendapatkan Pendidikan. Golongan terpelajar inilah yang dapat dijadikan contoh, kebanggan, dan menjadi tempat bertanya. Pergerakan nasional di Indonesia dipelopori oleh golongan terpelajar yang di tandai dengan berdirinya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Lahirnya pergerakan nasional tidak dapat di pisahkan kebijakan politik etis dan pelaksanaan pendidikan kolonial Belanda di Indonesia. Selain Budi Utomo, masih terdapat organisasi yang lahir karena peran serta golongan pelajar, sebagai contoh adalah Muhammadiyah yang didirikan oleh Ahmad Dahlan, Sekolah Taman Siswa oleh Ki Hajar Dewantara, dan masih banyak lagi.
Lahirnya
organisasi Budi Utomo dan organisasi lainnya tidak lepas dari pengaruh penjajahan
Belanda yang menerapkan kebijakan politik etis. Politik etis secara resmi
ditetapkan pada bulan September 1901, ketika Wilhelmina menyampaikan pidato
tahunan. Politik etis menuntun bangsa Indonesia kearah kemajuan, namun tetap
bernaung di bawah penjajahan Belanda. Awal mula dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab, bahwa Belanda memperhatikan pribumi dan membantu Indonesia
dalam masa kesulitan. Terdapat beberapa Gubernur Jenderal yang membawahi
politik etis diantaranya:
a. Johannes
Benedictus Van Heutsz (1904- 1909)
b. Alexander
Willem Frederik Indenburg (1909-1916)
c. Johan
Paul Van Limburg Stirum (1916-1921)
d. Dirk
Fock (1921-1926)
e. Andries
Cornelis Dirk De Graeff (1926-1931)
Pelaksanaan politik etis memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk memperoleh pendidikan. Sistem pendidikan yang didirikan belanda didorong oleh kebutuhan yang diperlukan oleh pemerintah kolonial Belanda bukan untuk memajukan rakyat Indonesia (Nasution, 2014:17). pemerintah kolonial Belanda memerlukan pegawai yang mempunyai pendidikan dan tingkat kecerdasan, namun pendidikannya tidak terlalu tinggi sebab akan menjadi ancaman bagi pemerintah kolonial Belanda. Kemajuan pendidikan akan dapat mengatasi berbagai masalah, namun pada saat itu pendidikan masih terbatas pada tingkat golongan atas.
B. Lahirnya
Budi Utomo
Budi
Utomo merupakan organisasi pertama yang ada di Indonesia dan disusun dengan
bentuk modern. Namun demikian keberadaan Budi Utomo bukan hanya berdasarkan
kejadian- kejadian di luar negri yang akan menyadarkan tentang keadaan
bangsanya akan tetapi berhubungan juga dengan seacam orgaisasi yang ada sebelum
tahun 1908. dalam majalah Retno Doemilah yang terbit tahun 1895 dan Pewarta
Priyayi, telah tercermin kenyataan tentang adanya pertumbuhan di kalangan elite
pribumi unutk memperjuangkan kepentingan mereka sendiri.
Budi Utomo merupakan sebuah organisasi pelajar yang didirikan oleh Dr.Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten) yaitu Goenawan, Dr. Cipto Mangoenkeosoemo dan Soeraji serta R.T Ario Tirtokusumo, yang didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Para siswa STOVIA, yang kebanyajkan berasal dari kota-kota kecil itu juga memperoleh dorongan intelektual dari kota besar dan modern. Sekolah itu terletak di Weltevreden di jantung Batavia, sebagai kota terbesar, menjadi pusat kegiatan politik, perekonomian dan kebudayaan serta merupakan pintu gerbang paling penting ke dunia luar. Di Batavia ini menjadi kediaman kelompok intelektual non politik pribumi yang kecil namun sedang tumbuh. Oleh karena STOVIA pada hakekatnya merupakan satu-satunya lembaga pendidikan menengah di Batavia, maka wajarlah bila siswa- siswanya bergaul dengan kelompok intelektual dan terpengaruh oleh ide-ide mereka.
Kongres Pertama Budi Utomo dilaksanakan pada tanggal 3 sampai dengan 5 Oktober 1908 diselenggarakan kongres Budi Utomo yang pertama Yogjakarta. Dalam kongres tersebut berhasil diputuskan beberapa hal, yaitu: 1) menyusun Pengurus Besar Budi Utomo dengan diketui oleh R.A Tirtokusumo yang merupakan mantan Bupati Karang Anyar; 2) mengesahkan AD/ART Budi Utomo; 3) ruang gerak terbatas pada daerah Jawa-Madura; dan 4) Yogjakarta menjadi pusat organisasi.
C. Peranan
Budi Utomo
Pergerakan
nasional yang muncul di Indonesia tidak akan terlepas dari faktor dalam dan
faktor luar yang mempengaruhinya. Pengaruh dari dalam yang merupakan pengruh
langsung adalah pengaruh kaum intelektual atau pelajar. Di Indonesia lahirnya
Budi Utomo akan membawa dampak yang luas seperti yang diungkapkan Van Deventer
“Sesuatu yang ajaib telah terjadi. Insulide, putri cantik yang tidur sudah
terbangun”. Budi
Utomo bergerak dalam bidang pendidikan pada awalnya karena masih berlakunya
peraturan Belanda, Regeering Reglement pasal 111 yang melarang mendirikan
perkumpulan politik. Akan tetapi jelaslah bahwa Budi Utomo menjadi pelopor bagi
kesadaran masyarakat Jawa dan merintis jalan bagi perkembangan yang harmonis
bagi negeri dan bangsa Hindia Belanda.
Budi Utomo juga memberikan penekanan pada pendidikan karena pendidikan adalah alat yang penting bagi kemajuan suatu bangsa. Budi Utomo meminta pada pemerintah Belanda dan pemberian bea siswa hendaknya diberikan pada anak-anak muda agar bisa belajar ke negeri Belanda. Pembaharuan yang akan menyebabkan elemen-elemen radikal akan muncul ke depan dalam rangka membuka kesadaran para pimpinan Budi utomo agar terus berjuang untuk menuntut hak bagi rakyat pribumi sebagaimana mestinya walaupun tidak memberikan suatu program politik yang kongkret. Hal yang menyebabkan seperti itu karena Budi Utomo tidak pernah memiliki kesatupaduan dan daya dari unsur pemimpinnya.
Peranan Budi Utomo yang cukup penting dalam kehidupan masyarakat dan bernegara, bukan hanya bermanfaat bagi pemerintah kolonial. Kemampuannya yang istimewa untuk berfungsi sebagai jembatan antara para pejabat kolonial yang maju dengan kaum terpelajar Jawa sehingga dalam perkembangannya Budi Utomo akan mendapat kesempatan memperoleh kemampuan berorganisasi politik. Budi Utomo juga mengajukan suatu tuntutan untuk adanya persamaan kedudukan dalam hukum. Periode 1918-195 merupakan periode kemerosotan dan pudarnya pengaruh yang membuat Budi Utomo bergabung dengan Parindra. Akan tetapi peranan parindra ini akan sangat terbatas seperti peranan Budi Utomo.
Dari prespektif historis, kelahiran dan perkembangan Boedi Oetomo jelas memberikan inspirasi bagi kelahiran organisasi-organisasi Islam pada tahun-tahun kemudian. Dalam pidato memperingati Hari Kebangkitan 4 Nasional tanggal 20 Mei 1952, Presiden Soekarno dengan tegas menyatakan peranan Boedi Oetomo bagi kelahiran organisasi-organisasi Islam di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar