Materi PPKn Kelas VIII Bab 4. Kebangkitan Nasional 1908 dalam Perjuangan Kemerdekaan - Sub Bab A
Bab 4. Kebangkitan Nasional 1908 dalam Perjuangan Kemerdekaan
Sub Bab: A. Makna Kebangkitan Nasional dalam Perjuangan Kemerdekaan
Setiap 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Pemberian hari itu tidak muncul tanpa sebab, proses perjuangan kemerdekaanlah yang menjadi sebabnya agar kita senantiasa mengingat kembali perjuangan melawan penjajahan dahulu. Kemudian, kita juga mengenal kata bijak yang dilontarkan oleh Proklamator Soekarno bahwa "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya".
Melalui tulisan ini, diharap dapat menjadi bahan kita agar selalu memandang penting proses sejarah dan perjuangan Indonesia. Apabila kita menengok fakta sejarah Indonesia bahwa masa kebangkitan nasional merupakan masa kebangkitan persatuan dan nasionalisme dengan tujuan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini didasarkan pada respon bentuk penjajahan (kolonialisme dan imperialisme) yang berlangsung sangat lama sekitar tiga setengah abad. Keresahan itu mendorong munculnya kelompok masyarakat yang menginginkan adanya perubahan karena penindasan dan penjajahan. Oleh karena itu muncullah kelompok dari masyarakat yang sangat lama.
Pada awal Belanda masuk dan menjajah Indonesia, mereka melakukan berbagai bentuk penjajahan dan eksploitasi kekayaan yang membuat bangsa Indonesia resah, menderita, menahan rasa sakit. Hal tidak baik ini mendorong para pejuang kedaerahan melakukan perlawanan dengan cara berperang. Bentuk perlawanan ini dikenal dengan masa ratu adil, dimana kita mengenal perlawanan yang dilakukan oleh berbagai wilayah yang dipimpin ulama atau kaum bangsawan seperti Sultan Hasanuddin di Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa di Banten, Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat, Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah, memimpin perjuangan rakyat melawan penjajah. Walaupun sudah melakukan bentuk perlawanan, Belanda masih tetap ingin menguasai bangsa Indonesia. Perjuangan rakyat untuk mengusir penjajah belum berhasil. Hal ini disebabkan perjuangan masih bersifat kedaerahan dan belum terorganisasi secara modern.
Kondisi sosial ekonomi pada abad 19 semakin memburuk hal ini disebabkan oleh eksploitasi kolonial, politik liberal dan politik etis. Di satu pihak keuntungan yang diperoleh pemerintah kolonial dialirkan ke negeri Belanda, dilain pihak kemelaratan dan kesengsaraan semakin menindih masyarakat Indonesia. Atas keresahan itulah pada akhir abad 19 dan awal abad 20 muncul fase baru untuk terlepas dari penjajahan dimana perjuangan kemerdekaan berubah menuju pelaksanaan politik etis oleh Belanda yang mengizinkan untuk mendirikan organisasi bagi rakyat Indonesia. Kesempatan yang tidak disia siakan oleh rakyat Indonesia saat itu. Terdapat berbagai organisasi dan kelompok yang berperan dalam masa kebangkitan nasional seperti Jamiatul Khair, Al-Isyad, Budi Utomo, Taman Siswa, Serikat Dagang Islam, Serikat Islam, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan lainnya.
Boedi Oetomo (Budi Utomo) merupakan organisasi pertama di Indonesia yang bersifat nasional berbentuk modern, yaitu organisasi dengan pengurus yang tetap, ada anggota, tujuan, dan program kerja. Didirikan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan pengajaran, tehnik/industri, perternakan, pertanian dan perdagangan serta menghidupkan kembali kebudayaan. Pendirian Boedi Oetomo, tidak terlepas dari penggagas atau pendorong lahirnya Boedi Oetomo yaitu dr. Wahidin Soedirohusodo. Budi Utomo berasal dari kata Sansekerta, yaitu bodhi atau budhi berarti ”keterbukaan jiwa”, ”pikiran”, ”kesadaran”, ”akal”, atau ”pengadilan”, yang juga bisa berarti ”daya untuk membentuk dan menjunjung konsepsi dan ide-ide umum”. Adapun perkataan utomo berasal dari utama, yang dalam bahasa Sanskerta berarti ”tingkat pertama” atau ”sangat baik”.
Pada tanggal 3 sampai dengan 5 Oktober 1908 diselenggarakan kongres Budi Utomo yang pertama Yogjakarta. Dalam kongres tersebut berhasil diputuskan beberapa hal, yaitu: 1) menyusun Pengurus Besar Budi Utomo dengan diketui oleh R.A Tirtokusumo yang merupakan mantan Bupati Karang Anyar; 2) mengesahkan AD/ART Budi Utomo; 3) ruang gerak terbatas pada daerah Jawa-Madura; dan 4) Yogjakarta menjadi pusat organisasi. Selain itu Kongres tersebut berhasil menetapkan tujuan organisasi, yaitu: kemajuan yang harmonis antara bangsa dan negara, terutama dalam memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, dagang, teknik, industri, dan kebudayaan. Program Budi Utomo adalah mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran. Akan tetapi, programnya lebih bersifat sosial karena saat itu belum dimungkinkan melaksanakan gerakan yang bersifat politik.
Sebagai organisasi pelajar yang berintikan pelajar STOVIA, gerakan Budi Utomo pada awalnya terbatas pada Jawa dan Madura. Setelah Budi Utomo mendapat dukungan yang lebih luas dari kalangan terdidik, pelajar memberikan kesempatan kepada golongan tua untuk memegang peranan yang lebih besar. Terpilihnya ketua Budi Utomo R.T. Tirtokusumo membuktikan besarnya dukungan terhadap Budi Utomo. Budi Utomo kemudian menetapkan tujuannya, yaitu menyadarkan kedudukan masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dan penduduk Hindia seluruhnya tanpa melihat keturunan, kelamin dan agama. Dalam perjalanannya, Boedi Oetomo sepertinya memang terbagi menjadi dua bagian/golongan yaitu golongan tua yang memperjuangkan dengan cara sosiokultural dan golongan muda dengan jalan politik dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda, yang didukung oleh para mahasiswa, perjuangan yang diambil oleh golongan muda ini sangat tepat karena berhasil mengimbangi politik pemerintahan kolonial Belanda.
Boedi Oetomo memegang peranan penting dalam sejarah Indonesia dimana kehidupan masyarakat yang dahulu dalam penindasan mulai berkurang walaupun perjuangan ditempuh melalui jalur yang berbeda. Selain itu berkat Boedi Oetomo kemampuan berorganisasi politik masyarakat mulai terbuka yang berfungsi sebagai jembatan antara pejabat kolonial yang maju dengan kaum pelajar Jawa. Budi Utomo juga mengajukan suatu tuntutan untuk adanya persamaan kedudukan dalam hukum. Kelahiran Budi Utomo menjadi motivator dan ispirator bagi berdirinya organisasi yang lain. Dari situlah Budi Utomo memiliki keinginan untuk mengembangkan kehormatan bangsa.
Besarnya pengaruh pergerakan Budi Utomo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1948, menetapkan hari kelahiran Budi Utomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Kebangkitan nasional pada awalnya dilakukan oleh para pelajar. Oleh karenanya, kalian harus meneruskan nilai-nilai kebangkitan nasional tersebut, di antaranya kita dapat bangkit dan mengubah diri menjadi lebih baik. Dengan demikian, kalian dapat memberikan rasa bangga bagi keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
Komentar
Posting Komentar