HILANGNYA ROH PENDIDIKAN DEMOKRASI

         Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang menganut sistem demokrasi dengan itu betapa pentinya pendidikan demokrasi sejak dini. Pendidikan demokrasi ini dilakukan secara terencana, sistematis dan berkesinambungan dalam proses pembangunan dan pemesanan masyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

       Pendidikan demokrasi juga membentuk suatu karakter setiap individu seperti halnya bersikap jujur, adil dan transparan. Demokrasi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos dan Kratos, Demos bearti rakyat sedangkan Kratein bearti kekuasaan. Bentuk kekuasaan dari, oleh, dan untuk rakyat. Secara instrumental, pendidikan demokrasi di Indonesia sudah di gariskan dalam berbagai peraturan perundangan.

         Pendidikan demokrasi di Indonesia bertujuan mempersiapkan warga masyarakat untuk berperilaku dan bertindak demokratis. Penerapanya melalui aktifitas yang menanamkan pada generasi muda akan pengetahuan, kesadaran, dan nilai-nilai demokrasi. Pakar demokrasi Zamroni pada bukunya di tahun 2011 mengatakan bahwasanya pendidikan demokrasi harus mampu melahirkan manusia-manusia yang demokratis tanpa manusia yang memegang teguh nilai-nilai demokrasi, masyarakat yang demokratis hanya akan merupakan impian belaka. 

           Pandangan pakar tersebut sesuai dengan apa yang sedang terjadi di dalam pendidikan demokrasi sekarang ini. Banyaknya masalah-masalah yang terjadi dalam pendidikan demokrasi seperti contoh kecilnya pemberian pendidikan demokrasi dalam pemilihan ketua osis di salah satu sekolah.

       Pemilihan ketua osis ini merupakan salah satu pemberian pendidikan demokrasi di tingkat sekolah. Sayangnya, untuk penerapanya tidak sesuai dengan pendidikan demokrasi mereka masih pasif dalam menyuseskan pemilihan ketua osis ini. Sosialisasi yang dilakukanpun sudah secara masif untuk menyuseskannya seperti contohnya melalui pemberian pamflet dan video untuk memperjelas siapa saja calonnya.

       Pelaksaaan Pemilihan ketua osis ini dilakukan secara online, dikarenakan sedang adanya musibah non bencana alam. Pemilihan melalui Google form yang sudah dibuat oleh panitia pemungutan suara di tingkat sekolah. Panitia sudah memberikan sosialiasi melalui media  untuk pelaksanaan dan mengingatkan untuk proses pemilihanya.

         Namun, sangat disayangkan ketika tayangan partisipasi yang baik dari peserta didiknya, tenaga pengajarnya hingga beberapa elemen yang ada di lingkungan sekolah. Seharusnya dalam proses ini seluruh elemen yang ada di dalam sekolah tersebut memberikan salah satu contoh pendidikan demokrasi pemilihan Osis.

       Roh Pendidikan demokrasi ini akan mulai hilang, ketika salah disini salah satu peran penting untuk memberikan pendidikan demokrasi tidak melaksanakan dan memberikan contoh peserta didiknya. Hingga saat ini pendidikan demokrasi di Indonesia belum berjalan dengan semestinya, dan sampai kapan pendidikan demokrasi ini akan membentuk karakter individu kalau masih tidak adanya bentuk pemberian pendidikan demokrasi mulai dari hal-hal yang sekarang ini.

Duanda Caesar S S,Pd